SIKLUS HIDUP SISTEM
Mungkin semua sudah tahu definisi dari sistem, yaitu sekelompok elemen yang diintegrasikan dengan fungsi umum untuk mencapai tujuan (Raymond McLeod). Tapi setiap orang tentu saja boleh mengartikan kata sistem sesuai pengetahuan masing-masing. Terlepas dari itu, pada tulisan kali ini saya akan coba membahas tentang studi kelayakan. Jadi mau ngebahas studi kelayakan? Kenapa pake ada sistem-sisteman segala?
Membuat studi kelayakan adalah suatu langkah yang terdapat pada tahap perencanaan dalam siklus hidup sistem (system life cycle-SLC-). Siklus hidup sistem adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan dan penggunaan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Jadi gak salah dong kalau di atas ada sistem-sistemannya. Kalau mau lengkap, sebenarnya dalam siklus hidup sistem terdapat lima tahap: 1.perencanaan; 2. Analisis; 3. Rancangan; 4. Penerapan; dan 5. Penggunaan.
Studi kelayakan adalah suatu kegiatan meninjau atau mempelajari faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Dalam studi kelayakan dikenal enam dimensi kelayakan:
-Teknis: tersediakah perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan?
-Pengembalian ekonomis: dapatkah sistem yang diajukan memberikan keuntungan secara keuangan.
-Pengembalian non ekonomis: dapatkah sistem yang diajukan memberikan keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?
-Hukum dan etika: dapatkah sistem yang diajukan berjalan sesuai dengan hukum dan etika yang ada?
-Operasional: akankah rancangan sistem yang diajukan didukung oleh orang-orang yang menggunakannya?
-Jadwal: mungkinkah sistem yang diajukan dapat diterapkan dalam waktu yang ditetapkan?
Studi kelayakan pada siklus hidup sistem memiliki peran penting dalam menentukan apakah suatu rancangan sistem yang diajukan dapat dikerjakan atau ditunda atau bahkan tidak dijalankan. Suatu perusahaan atau organisasi pasti tidak ingin sistem baru yang dijalankannya ternyata tidak membawa perbaikan atau bahkan berefek buruk bagi perusahaan atau organisasi tersebut. Apalagi dengan asumsi bahwa kondisi yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang matang dalam melakukan studi kelayakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar